Thursday, September 26, 2013

Poem 2 : SEBLANG



SEBLANG
oleh : Makhrifatul Murdhita

Perempuan belia  berjalan mengiringi sang surya untuk terlelap
Menepis ketakutan yang mengoyak fikiran
Mawar yang tersentuh hadirkan duka
Namun dihapus dengan  lukisan senyum penuh misteri

Tampak dari jauh
Cahaya redup, bagai lilin diterpa angin
Saat  ia masuk ke dalam kerumunan
Kabut hitam pekat menusuk mata
Semebar  aromaa kemenyan

Lelaki tua bermata tajam
Mulutnya mengulum kata mantra
Ia terpejam.....
Hadirkan kekuatan roh leluhur

Puluhan kaki bersorak
Sayup – sayup terdengar
Tangan manusia mainkan gendang
Mengiringi tatap ayam bulu hitam yang siap temui ajal
Hasil bumi temani tidur ayam
Tuk jadi sesembahan
Selamatkan dan bersihkan dusun

Mata terpejam
Kelam nya dunia ini baginya
Seblang mulai gerakkan tubuhnya
Ikuti alunan gendang dan nyanyian

Gundukan fikiran berlari tanpa arah
Roh leluhur  telah mendekapnya erat-erat
Mahkota bunga di atas kepala
Tak terasa berat

Menangis,mengeluh tak sempat ia rasakan
Seakan tubuh mati rasa
Hanya satu asa,
tuk keselamatan dan keharmonisan alam semesta
Menari dan terus menari

Semburat jingga ditapal batas dunia
Lelaki tua berdiri tegak di depan seblang
Tangannya seolah ingin bukakan gerbang kegelapan
Bangunkan seblang dari lelapnya
Antarkan seblang kembali pada dunia nyata

Ku tahu
Cahaya kehidupan semakin redup
Akankah seredup kehidupan seblang?
pagi masih menanti
Menjadi harapan seblang tuk bertahan
Dalam kisaran waktu yang terus memburu

5-18-2009

No comments:

Post a Comment